Sabtu, 30 November 2013

Materi pembelajaran Seni Rupa




Rupa Dasar (Nirmana)

A.   Pengertian Rupa Dasar (Nirmana)
Nirmana adalah suatu ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan hubungan persepsi, ruang, bentuk, warna, dan bahan berwujud dua dimensi atau tiga dimensi.
Kegiatan utama ilmu ini adalah mengembangkan kemahiran untuk mengolah dan mengkomunikasikan bahasa rupa dengan berbagai bahan dan teknik. Kosa rupa adalah unsur-unsur dasar terbentuknya sebuah wujud visual baik dua atau tiga dimensi, maupun wujud warna. Unsur dasar untuk bangun dua dimensi adalah segitiga, persegi, lingkaran, dan bangun organik. Unsur dasar untuk bangun tiga dimensi adalah balok, prisma, bola, dan wujud tak beraturan, sedangkan warna adalah merah, kuning, dan biru, serta dapat dilengkapi dengan warna putih, hitam, dan warna mengkilap (silver).

B.                Teknik Mengolah Rupa Dasar
Teknik mengolah rupa dasar antara lain: dengan cara menata, mengkomposisikan, mengatur, menyusun, menciptakan variasi, ataupun merancang unsur rupa itu menjadi sesuatu yang menggugah persepsi pengamat. Beberapa prinsip dalam mengolah rupa dasar diantaranya.


1.       Simetri (symetry)
Simetri adalah dua atau lebih unsur rupa yang sama dan diletakkan sejajar atau berdekatan serta diantara unsur rupa tsb mengandung kesamaan atau kemiripan.

2.       Irama (rhythm)
Irama adalah kesan bergerak sebuah garis, warna, atau bentuk, baik secara berulang maupun dinamis, sehingga secara keseluruhan tidak monoton. Bentuk yang berirama dapat dimengerti sebagai bentuk yang dinamis, perwujudannya dapat berupa bentuk yang lembut, tia-tiba keras, kemudian halus lagi, kemudian keras.
3.       Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah penempatan unsur rupa dalam satu bidang baik secara beraturan atau acak yang menekankan aspek keseimbangan komposisi unsur-unsur rupa di dalamnya (warna, bidang, dan bentuk)
4.       Harmoni (harmony)
Harmoni adalah suatu pola rupa yang ditempatkan dalam satu bidang dan mengutamakan aspek keselarasan antarunsur rupa di dalamnya. Harmoni terbentuk karena adanya unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan kepaduan yang masing-masing saling mengisi dan berimbang selaras.
5.       Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah paduan dari berbagai unsur rupa yang membentuk sebuah konsep ketautan dan pengikatan sehingga menimbulkan kesan satu bentuk yang mengikat antara satu dengan yang lainnya secara baik.


6.       Aksentuasi (accentuation)
Aksentuasi adalah penyajian unsur pembeda pada satu ungkapan rupa agar tidak berkesan monoton dan membosankan. Unsur ini dapat dibuat dengan warna kontras, bentuk berbeda, atau irama yang berbeda dari keseluruhan ungkapan.
7.       Varian (variant)
Varian adalah penyajian bahasa rupa yang seragam namun dibedakan pada besaran atau warnanya saja. Varian dapat dikomposisikan berupa sistem modul atau perulangan bentuk.
8.       Dinamika
Dinamika adalah penyajian bahasa rupa dengan berbagai unsur yang amat bervariasi di dalamnya, baik unsur bentuk, bidang, motif, atau warna. Namun unsur keseimbangan, kontras, dan kesatuan tetap dipertimbangkan.
9.       Gradasi
Gradasi adalah susunan warna atau bentuk yang berjajar dari nada terkuat hingga terendah, atau sebaliknya. Gradasi dapat dicapai melalui warna, bidang, ataupun bangunan tiga dimensi.



C.                Pemahaman Struktur
Struktur adalah bentuk konstruksi yang menjadi wahana suatu bentuk berwujud. Hampir semua benda memiliki struktur baik yang beraturan atau yang tidak beraturan. Benda yang tak memiliki struktur (bidang rata), kekuatan strukturnya dapat dibentuk dengan jalan melipat, menekuk, atau membentuk konstruksi.  Guna struktur adalah sebagai penguat sebuah bangun tiga dimensi atau sebagai wahana untuk pengikat bidang. Struktur dapat berbentuk bangun geometris atau organik.



Apresiasi Budaya Visual

A.                                       Pengertian Apresiasi Karya Budaya Visual
Apresiasi budaya visual merupakan wahana untuk mengkaji, mengkritisi, meninjau dan membahas dunia visual secara luas. Tanpa apresiasi, dunia keseni rupaan tidak akan berkembang. Dari apresiasi inilah kemudian berkembang ilmu-ilmu dan teori-teori kesenirupaan, diantaranya sejarah seni rupa, kritik seni rupa, antropologi seni, sosiologi seni, filsafat seni, sosiologi desain, sejarah desain, dll.

B.                                       Apresiasi Budaya Rupa
Secara umum teori dan pendekatan dalam meninjau sebuah karya seni atau desain adalah:
·         Pendekatan deskriptif, yaitu mengamati dan memaparkan karya seni secara apa adanya, seperti objek gambar, penggunaan warna, komposisi warna, tema karya, judul karya, pembuatnya, dan berbagai hal yang ditampilkan pada karya tsb.
·         Pendekaran analitis, yaitu mengamati objek seni berdasar kaidah-kaidah estetika yang baku, seperti aspek tematik, teknik pengerjaan, penerapaan asas kesenirupaan, dan makna yang terkandung di dalamnya.
·         Pendekatan interpretatif, yaitu menginterpretasi karya seni berdasar sudut pandang pengamat, baik dari segi kesamaan pengalaman, sudut pandang, unsur keindahan, atau pengetahuan pengamat.
·         Pendekatan penilaian, yaitu proses memberi pengukuran baik secara objektif atau subjektif. Penilaian secara objektif didasarkan pada pertimbangan teknis pengerjaan, sedangkan penilaian subjektif berdasar pada pertimbangan apresiatif pengamat sehingga diperoleh kesimpulan karya itu baik atau buruk.
·         Pendekatan interdisiplin, yaitu suatu karya seni dilihat dari berbagai disiplin keilmuan, seperti ilmu antropologi, psikologi, kebudayaan, filsafat, ekonomi, bahasa, dll.

C.                                       Bagaimana Karya Seni Rupa dan Karya Desain Dibuat
1.       Mengenal Proses Kreatif
Terdapat pandangan yang salah di masyarakat bahwa proses kreatif hanyalah kegiatan menghayal seorang seniman saja sehingga membuat bangsa kita kurang menghargai kreativitas karya bangsanya sendiri. Proses kreatif dapat dikatakan sebagai suatu proses yang kerap disebut dari imajinasi menjadi kenyataan, yaitu proses mencipta benda melalui pikiran dan melaksanakannya melalui tangan atau teknologi sehingga masyarakat dapat menikmati atau memanfaatkannya.
Proses kreatif dikelompokkan menjadi beberapa golongan, yaitu:
·         Muncul karena dorongan dari dalam akibat adanya rangsangan atau stimulan dari luar.
·         Muncul secara spontan karena adanya ilham atau rangsangan dari dalam.
·         Muncul seiring dengan proses berpikir seseorang dalam memecahkan suatu masalah.
·         Muncul secara paripurna sebagai akibat dari pengalaman yang mendalam terhadap persoalan tertentu.
2.                            Berkreasi Melalui Seni
Melalui seni manusia dapat mengungkapkan ekspresi dan emosi yang terdalam, serta mengungkapkannya melalui berbagai media dan cara.
3.    Berkreasi Melalui Desain
Berbeda dengan berkreasi melalui karya seni, manusia juga harus mempertimbangkan kondisi objektif dan rasional dalam mendesain, seperti pertimbangan fungsi, teknologi, pasar, sosial, dan manusia penggunanya. Semakin kompleks desain yang dikerjakan, semakin banyak pula pertimbangan yang menjadi bahan rujukannya.
D.                                       Meninjau Karya Seni Rupa dan Desain
Meninjau sebuah karya seni rupa ataupun desain hakikatnya karya tsb harus diletakan sebagai objek bermakna. Karya-karya tsb diyakini memiliki sejumlah nilai yang tercipta seiring proses pembuatannya. Para ahli sejarah mengungkapkan bahwa untuk menilai maju atau tidaknya sebuah bangsa dapat disimak melalui karya seni yang dihasilkan pada zamannya. Bahkan untuk karya-karya yang dihasilkan oleh seniman besar, dan bernilai sangat mahal biasanya dilestarikan di dalam museum-museum terhormat.
1.                            Apresiasi Karya Seni Rupa Murni
Untuk mengamati sebuah karya seni murni, seperti sebuah lukisan, patung, keramik, atau kriya dapat disimak dari berbagai sudut pandang dan peranannya dalam masyarakat. Beberapa diantaranya adalah tema karya seni yang menjadi obsesi senimannya, kemudian aspek bahasa rupa yang terkandung di dalamnya seperti komposisi, makna, hingga unsur-unsur yang membentuk nilai-nilai keindahan visual di dalamnya. Seni rupa juga dapat diamati dari segi nilai kebaruan ungkapan atau keunikan gaya yang menyertainya, bahkan dapat juga diamati dari segi ekonomi, yaitu nilai jualnya di galeri atau bursa lelang barang seni.
2.                            Apresiasi Karya Desain
Mengamati karya desain, selain diamati secara visual (gaya dan tampilan) juga diamati hal-hal yang berkaitan dengan rona yang mendukung terbentuknya karya desain tsb, seperti penggunaan teknologi, persaingan pasar, dan pengaruh atau dampak sosial pada masyarakat. Hal ini mengingat karya desain khususnya desain produk dan grafis, memiliki tingkat sebaran yang tinggi di masyarakat.
Fenomena perkembangan desain dalam kehidupan masyarakat modern telah demikian kompleks mengingat keterkaitannya dengan bidang-bidang lain. Bahkan di negara-negara berkembang, desain telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakatnya seperti di negara-negara industri (maju). Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan disamping manfaatnya yang luas, desain pun memiliki dampak negatif, baik pada lingkungan, perilaku, hubungan sosial, bahkan bagi kesehatan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar